Selasa, 19 Februari 2013
Biografi Nicolaus Copernicus
Nicolaus Copernicus
(1473-1543) (nama Polandianya: Mikolaj Kopernik), dilahirkan tahun 1473 di kota
Torun di tepi sungai Vistula, Polandia. Dia berasal dari keluarga berada.
Sebagai anak muda belia, Copernicus belajar di Universitas Cracow, selaku murid
yang menaruh minat besar terhadap ihwal ilmu perbintangan. Pada usia dua
puluhan dia pergi melawat ke Italia, belajar kedokteran dan hukum di
Universitas Bologna dan Padua yang kemudian dapat gelar Doktor dalam hukum
gerejani dari Universitas Ferrara.
Copernicus
menghabiskan sebagian besar waktunya tatkala dewasa selaku staf pegawai
Katedral di Frauenburg (istilah Polandia: Frombork), selaku ahli hukum gerejani
yang sesungguhnya Copernicus tak pernah jadi astronom profesional, kerja
besarnya yang membikin namanya melangit hanyalah berkat kerja sambilan.
Selama berada di Italia, Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planit-planit lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin atas kebenaran hipotesa "heliocentris" ini, dan tatkala dia menginjak usia empat puluh tahun dia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu.
Copernicus memerlukan
waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan
untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang
Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara
terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.
Di tahun 1533,
tatkala usianya menginjak enam puluh tahun, Copernicus mengirim berkas
catatan-catatan ceramahnya ke Roma. Di situ dia mengemukakan prinsip-prinsip
pokok teorinya tanpa mengakibatkan ketidaksetujuan Paus. Baru tatkala umurnya
sudah mendekati tujuh puluhan, Copernicus memutuskan penerbitan bukunya, dan
baru tepat pada saat meninggalnya dia dikirimi buku cetakan pertamanya dari si
penerbit. Ini tanggal 24 Mei 1543.
Dalam buku itu
Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa
bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain
semuanya berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti halnya para
pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran
planet mengelilingi matahari.
Juga, dia membuat
kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung
lingkaran-lingkaran.
Jadi, bukan saja
teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski begitu, bukunya
lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama
astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih
teliti dan tepat terhadap gerakan-gerakan planet. Dari data-data hasil
pengamatan inilah yang membikin Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan
hukum-hukum gerak planet yang tepat.
24. NICOLAUS
COPERNICUS (1473-1543)
Meski Aristarchus
lebih dari tujuh belas abad lamanya sebelum Copernicus sudah mengemukakan
persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah
layak menganggap Copernicuslah orang yang memperoleh penghargaan besar. Sebab,
betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung
inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga
punya manfaat dari kacamata ilmiah.
Tatkala Copernicus
menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia
berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat
digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis,
dapat bermanfaat di banding lain-lain teori yang terdahulu bahwa dunialah yang
jadi sentral ruang angkasa.
Jelaslah dengan
demikian, teori Copernicus telah merevolusionerkan konsep kita tentang angkasa
luar dan sekaligus sudah merombak pandangan filosofis kita. Namun, dalam hal
penilaian mengenai arti penting Copernicus, haruslah diingat bahwa astronomi
tidaklah mempunyai jangkauan jauh dalam penggunaan praktis sehari-hari seperti
halnya fisika kimia dan biologi. Sebab, hakekatnya orang bisa membikin
peralatan televisi, mobil, atau pabrik kimia modern tanpa mesti secuwil pun
menggunakan teori Copernicus. (Sebaliknya, orang tidak bakal bisa membikin
benda-benda itu tanpa menggunakan buah pikiran Faraday, Maxwell, Lavosier atau
Newton).
Tetapi, jika
semata-mata kita mengarahkan perhatian hanya semata-mata kepada pengaruh
langsung Copernicus di bidang teknologi, kita akan kehilangan arti penting Copernicus
yang sesungguhnya. Buku Copernicus punya makna yang tampaknya tak memungkinkan
baik Galileo maupun Kepler menyelesaikan kerja ilmiahnya.
Kesemua mereka adalah
pendahulu-pendahulu yang penting dan menentukan bagi Newton, dan penemuan
merekalah yang membikin kemungkinan bagi Newton merumuskan hukum-hukum gerak
dan gaya beratnya. Secara historis, penerbitan De Revolutionobus Orbium
Coelestium merupakan titik tolak astronomi modern. Lebih dari itu, merupakan
titik tolak pengetahuan modern.
Web:
http://media.isnet.org/iptek/100/index.html
Referensi:
Seratus Tokoh yang
Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
0 komentar:
Posting Komentar