Selasa, 12 Februari 2013

5 Mitos yang Salah Kalau Ingin Langsing

 
Jika ingin menurunkan berat badan, jangan hanya percaya apa kata orang, atur saja pola makan Anda dan banyak-banyaklah melakukan aktivitas fisik. "Mempercayai kesalahpahaman tentang diet yang populer di masyarakat justru akan menjauhkan Anda dari metode diet yang tepat," kata Julia Valentour, MS dari American Council on Exercise.

Padahal jika dibiarkan begitu saja, Anda akan terjebak pada kebiasaan yang salah itu dan motivasi Anda untuk menurunkan berat badan pun akan mengalami kegagalan. Untuk itu agar tak lagi terjebak pada metode diet yang menyesatkan, pahami lima mitos yang paling sering dikaitkan dengan diet dan bagaimana cara menanggulanginya seperti halnya dilansir dari abcnews, Senin (11/2/2013) berikut ini.

1. 'Latihan kekuatan akan membuat saya berotot'
Perlu dipahami terlebih dulu bahwa otot lebih berat berat daripada lemak. Selain itu otot memiliki kepadatan yang lebih tinggi daripada lemak namun tidak memerlukan banyak ruang jadi dua wanita yang berat badannya sama bisa tampak sangat berbeda jika salah satu memiliki rasio otot dan lemak yang lebih tinggi.

"Berat karena otot adalah berat badan yang baik karena Anda akan tampak lebih kuat, lebih langsing dan lebih fit. Kondisi ini juga membuat metabolisme Anda lebih aktif, jadi hanya dengan memiliki lebih banyak otot, proses metabolisme yang terjadi seharian di dalam tubuh Anda akan lebih tinggi sehingga Anda tetap kurus," terang Valentour.

Itulah mengapa penting bagi Anda untuk menjadikan latihan kekuatan sebagai rutinitas sehingga Anda dapat membakar kalori dengan kadar optimal seharian, apalagi dengan menggunakan beban yang lebih berat karena itu akan membantu memaksimalkan usaha Anda.

Lagipula tim peneliti dari Washington University School of Medicine, AS menemukan bahwa olahraga dengan beban berat, meski hanya diulang sebanyak 3-6 kali, dapat meningkatkan metabolisme atau jumlah kalori yang dibakar saat tidur hingga 8 persen. Upaya ini akan menurunkan berat badan sekitar 2,5 kilogram pertahunnya, bahkan ketika Anda tak melakukan upaya lainnya.

2. "Saya sudah olahraga tiap hari jadi saya bisa makan kapan pun saya mau"

Tapi bukan begitu caranya jika Anda mencoba menurunkan berat badan. "Justru Anda akan menyia-nyiakan olahraga yang telah Anda lakukan karena meskipun Anda membakar kalori dan lemak ketika berolahraga, sebenarnya jumlahnya tak sebanyak yang Anda bayangkan," kata Valentour.

Jadi Valentour merekomendasikan agar setiap orang mengonsumsi kurang dari 250 kalori dan membakar 250 kalori ekstra perharinya. Porsi inilah yang dapat dijadikan pegangan untuk mencapai rata-rata penurunan berat badan sebesar 0,5 kilogram perminggunya.

3. "Wanita lebih sulit menurunkan berat badan ketimbang pria"
Secara biologis, pria tercipta dengan massa otot yang lebih kecil dibanding wanita. Artinya metabolismenya tetap bekerja 5-10 persen lebih tinggi saat tidur, meskipun mungkin tinggi dan berat badannya sama dengan wanita.

Tantangan biologis lain yang dihadapi wanita adalah secara umum wanita memiliki lebih banyak lemak tubuh ketimbang pria dan tubuh wanita juga lebih cenderung menyimpan lemak.

Namun terlepas dari itu semua, wanita bisa kehilangan sekitar 0,5 pound (0,22 kilogram) massa otot akibat pembakaran kalori dalam setahun selama masa perimenopause dan 0,5 kilogram saat menopause.

Tapi tak perlu khawatir karena masalah ini masih dapat teratasi dengan menambahkan latihan kekuatan ke dalam rutinitas fitness Anda, sedikitnya dua kali seminggu untuk mengurangi lemak dan menambah massa otot yang dapat membangkitkan metabolisme Anda kembali.

4. "Semua kalori itu sama saja jadi saya bisa makan apapun"
Sejak awal banyak orang menganggap bahwa berapapun kalori yang dikonsumsinya maka tubuh akan membakar atau menyimpan kalori-kalori itu dalam jumlah yang sama. Padahal pemahaman ini salah besar. Sebuah studi menunjukkan bahwa untuk urusan penurunan berat badan, tak ada kalori yang sama besarnya.

Ada makanan tertentu yang membutuhkan upaya lebih agar dapat dimakan dan memerlukan pembakaran kalori yang lebih banyak ketika dicerna. Justru makanan seperti buah-buahan, sayuran dan gandum utuh dapat meningkatkan pembakaran kalori hingga lebih dari 30 persen.

Tak heran jika sebuah studi dari Jepang menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi makanan yang butuh upaya terbanyak untuk dicerna memiliki lingkar pinggang yang lebih ramping ketimbang wanita yang makan makanan paling lembut dan mudah dicerna.

Pasalnya serat dan protein dalam makanan tersebut membutuhkan begitu banyak upaya agar dapat dicerna sehingga tubuh tidak dapat menyerap kalori-kalori yang dikandungnya.

5. "Makan lemak akan membuat saya gemuk"
Tubuh juga memerlukan lemak namun seperlunya saja. Menurut Institute of Medicine, AS, setiap orang perlu memenuhi kalori sebanyak 20-35 persen.

Salah satunya adalah dengan mengonsumsi monounsaturated fats (MUFA) atau lemak tak jenuh tunggal yang berasal dari minyak sayur yang ditemukan dalam tanaman seperti buah zaitun, kacang-kacangan dan alpukat.

Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, pola makan yang kaya MUFA dapat membantu mengurangi berat badan dan lemak tubuh tanpa mengubah asupan kalori. Studi lain juga melaporkan bahwa sarapan kaya MUFA dapat mendorong pembakaran kalori hingga 5 jam setelah makan, terutama pada orang-orang yang lemak perutnya banyak.

Selain itu, batasi asupan lemak jenuh dan hindari lemak trans karena keduanya dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Sumber : www.health.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar