Sabtu, 09 Juni 2012

Andre Surya - Ahli Special Effect Hollywood dari Indonesia

Pernahkah Anda menyaksikan StarTrek, StarWars, IronMan dan transformers? Sederet film yang bertengger di jajaran teratas box office hollywood tersebut layak dikagumi, bukan hanya karena kekuatan akting dari seluruh pemerannya tetapi juga karena special effect yang digunakan sebagai penunjang jalannya cerita. Dan dibalik kesuksesan yang diraih film-film tersebut ada tangan-tangan dingin yang bekerja di baliknya, tangan para Ahli Special Effect yang begitu apik menyajikan gambar-gambar digital yang mampu menembus batas kewajaran.


Special Effect adalah program khusus yang dilansir untuk memperkuat kesan yang ditimbulkan oleh sebuah adegan. Special Effect biasanya dibubuhkan ke dalam film-film berbau action serta fiksi yang dikemas secara futuristik. Special Effect merupakan pemanis dan penguat maksud sebuah adegan, biasanya adegan yang terjamah special effect adalah adegan-adegan konotative yang jarang ditemui di dunia nyata, penambahan special effect dimaksudkan untuk menjembatani indera manusia untuk merasakan apa yang dimaksud oleh si pembuat film.

Awalnya, special effect yang berkembang di Indonesia hanya berupa gaya hidup kaum jet-set yang membutuhkan pelampiasan pembunuh waktu, hal itu dikarenakan oleh biaya yang harus dikeluarkan ketika menempuh pendidikan Special Effect, tetapi hal ini berubah seiring perkembangan zaman. Terlebih lagi ketika beberapa ahli special Efect dari Indonesia menyedot perhatian dunia lewat karya-karyanya yang fantastis. Salah satu Ahli Special Effect dari Indonesia yang mampu menembus pangsa pasar Hollywood adalah Andre Surya.

Pria tampan kelahiran Jakarta, 28 tahun lalu ini mengaku, menjadi Ahli Special Effect merupakan impiannya sejak kecil. "Kadang-kadang saya mengkhayal bagaimana rasanya mengerjakan visual effects untuk sebuah film besar dan melihat nama kita muncul di credit title film itu" ujarnya ketika ditemui tim yahoo Indonesia sepekan lalu, (29/5).

Akhirnya impian tersebut menjadi kenyataan. Kini namanya berhasil bertengger dalam credit tittle di beberapa film box-office Hollywood, sebut saja Iron Man, Star Trek, Terminator Salvation, Transformers: Revenge of the Fallen, dan Iron Man 2. Juga film Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Surrogates, dan Transformers: Revenge of the Fallen. Ia menjadi satu-satunya pemuda asal Indonesia yang bergabung dalam penggarapan sebesar itu.

Peraihannya dalam dunia grafis 3D merupakan buah dari jerih payahnya selama hampir lebih dari satu dekade. Ia tidak menuntaskan studinya dibidang Desain Komunikasi Visual di sebuah universitas ternama di Jakarta karena lebih memilih bekerja di Polaris 3D, sebuah perusahaan edvertising and architectural di kotanya. Kemudian untuk mendalami ilmu special effect Ia hijrah ke Vancouver, Canada untuk menempuh diploma Film and Special Arts.

"Saya memang lulusan universitas ternama dunia, tetapi sebagian besar ilmu grafis 3D saya dapatkan melalui otodidak." jelasnya dalam sebuah wawancara dengan pewarta Indonesia.

Saat ini ia merupakan tim ahli di Industrial Light and Magic (ILM) LucasFilm, Singapore. Yang didirikan oleh George Lucas, sang sutradara film 3D legendaris Startrek.

http://www.beritaremaja.com/

0 komentar:

Posting Komentar