Minggu, 10 Februari 2013
5 Negara Maju Tanpa Ujian Nasional
Di Indonesia Ujian Nasional menjadi satu momok yang mengerikan bagi para siswa, bahkan pelaksanaan ujian nasional memicu para siswa untuk melakukan kecurangan. dari hal itu muncul beberapa pertanyaan, apakah perlu ujian nasional itu? Untuk Apakah Ujian Nasional Sebetulnya?
Apakah UN mutlak diperlukan? Berikut negara negara maju yang ternyata tidak
menerapkan ujian nasional pada sistem pendidikannya...
1.
Finlandia
Finlandia
sebagai negara dengan system pendidikan termaju di dunia tidak mengenal yang
namanya Ujian Nasional. Evaluasi mutu pendidikan sepenuhnya dipercayakan kepada
para guru sehingga negara berkewajiban melatih dan mendidik guru guru agar bisa
melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Setiap akhir semester siswa menerima
laporan pendidikan berdasarkan evaluasi yang sifatnya personal dengan tidak
membandingkan atau melabel para siswa dengan peringkat juara seperti yang telah
menjadi tradisi pendidikan kita. Mereka sangat meyakini bahwa setiap individu
adalah unik dan memiliki kemampuan yang berbeda beda.
Di Finlandia
profesi guru adalah profesi yang paling terhormat. Dokter justru berada dibawah
peringkat guru.
2.
Amerika
Amerika yang
terdiri dari banyak negara bagian ternyata tidak pernah menyelenggarakan UN
atau ujian negara secara nasional.
Walaupun ada
ujian yang diselenggarakan oleh masing-masing state (negara bagian), namun
tidak semua sekolah diwajibkan mengikuti ujian negara bagian. Tiap negara
bagian juga mempunyai materi ujian-masing masing.
Sekolah-sekolah
tetap boleh menyelenggarakan ujian sendiri dan menentukan kelulusannya
sendiri..
Semua lulusan,
baik lulusan yang disenggarakan oleh sekolahnya sendiri atau lulus ujian yang
diselenggarakan negara bagian, tetap boleh mengikuti ujian mauk ke college
ataupun universitas asal memenuhi persyaratan dan lulus tes masuk.
Logika
pendidikan yang digunakan yaitu: Kualitas pendidikan ditentukan oleh individu
masing-masing kelulusan. Walaupun Si A lulusan dari SMA pinggiran yang tidak
terkenal, kalau dia lulus tes masuk ke Universitas Harvard, maka diapun akan
diterima di universitas tersebut.Jadi masalah kualitas ditentukan oleh individu
(individual quality).
Pakar
pendidikan dari Columbia University, Linda Hammond (1994)
Berpendapat
bahwa nasionalisasi ujian sekolah tidak bisa memberi kreativitas guru. Sekolah
tidak bisa menciptakan strategi belajar sesuai dengan perbedaan kondisi sosial,
ekonomi, budaya, serta kemajuan teknologi. Sistem pendidikan top down oriented,
tak bisa menjawab masalah yang ada di daerah-daerah berbeda.
3.
Jerman
Jerman tidak
mengenal ujian nasional. Kebijaksanaan yang diutamakan adalah membantu setiap
peserta didik dapat berkembang secara optimal, yaitu dengan:
(1)
menyediakan guru yang profesional, yang seluruh waktunya dicurahkan untuk
menjadi
pendidik;
(2)
menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat belajar
dengan penuh kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang
memadai dan ruang kerja guru;
(3)
menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta didik dapat
secara terus-menerus belajar melalui membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku
bacaan, (termasuk novel), serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan yang
memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati belajar;
(4) evaluasi
yang terus-menerus, komprehensif dan obyektif.
Melalui model
pembelajaran yang seperti inilah, yaitu peserta didik setiap saat dinilai
tingkah lakunya,
kesungguhan
belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, partisipasinya dalam
belajar yang menjadikan sekolah di Jerman mampu menghasilkan rakyat yang
beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.
Mereka setiap
hari belajar selalu mendapat tugas dari semua mata pelajaran yang proses maupun
hasilnya dinilai dan nilai-nilai ini memengaruhi nilai akhir semester dan
seterusnya.
4.
Kanada
Di Kanada
tidak ada Ujian Nasional karena dianggap tak bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di negara iti. Untuk kontrol kualitas di Kanada terdapat penjaminan
mutu pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini
benar-benar bekerja secara ketat dari pendidikan dasar hingga menengah. Sehinga
murid yang akan masuk ke perguruan tinggi cukup dengan rapor terakhir.
Di Kanada,
perguruan tinggi tidak sulit lagi untuk menerima murid darimana pun sekolahnya.
Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi
yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.
Kebalikan
dengan di Indonesia, perguruan tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan
sekolah menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan
keuangan negara karena harus menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.
5.
Australia
Di Negara
Australia ini, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama
sekali, melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para
peserta didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan
pendidikan. Berapapun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut
tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan
tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk
melanjutkan pendidikannya.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14090893
0 komentar:
Posting Komentar