Selasa, 12 Februari 2013
Kebiasaan Ini Bikin Pria Mudah Jatuh Sakit
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta, Meski
tampaknya memiliki fisik yang tangguh, pria seringkali mengalami penyakit yang
lebih parah daripada wanita yang fisiknya lebih lemah. Hal ini dikarenakan
beberapa kebiasaan pria yang suka menganggap remeh kesehatannya.
Sering merasa kuat dan mengabaikan gejala-gejala yang tidak biasa pada dirinya, dapat membuat pria mendapatkan diagnosa penyakit yang lebih lambat. Terlambatnya diagnosa tentu akan memperparah kondisi penyakit.
Pria harus menghindari perilaku ini untuk menurunkan risiko masalah kesehatannya, seperti dilansir healthline, Sabtu (9/2/2013) antara lain:
1. Menghindari dokter
Pria terkenal lebih sering menghindari dokter ketika mengalami gejala yang tidak biasa atau masalah kesehatan tertentu dibanding wanita. Padahal penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab gejala yang tidak biasa tersebut yang mungkin merupakan gejala penyakit yang serius.
2. Merokok
Semua orang mengetahui bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, kanker, dan stroke. Studi menunjukkan bahwa perokok ringan atau perokok pasif yang terpapar asap rokok memiliki risiko kesehatan yang sama.
3. Makan makanan berlemak, makanan asin, atau manis
Diet tinggi lemak, garam, dan gula dapat menyebabkan diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi. Jika tidak diobati, semua kondisi ini dapat merusak dan melemahkan otot-otot jantung, hingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tidak hanya itu saja, bahkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer.
4. Mengabaikan stres
Meskipun stres seringkali tidak dapat dihindari, stres yang terus-menerus atau kronis dapat berbahaya. Stres kronis yang tidak segera diatasi dapat melemahkan otot jantung, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kadar hormon stres kortisol dan epinefrin.
5. Minum minuman beralkohol
Konsumsi minuman beralkohol memiliki efek yang buruk bagi setiap organ dalam tubuh Anda.
6. Terpapar sinar matahari
Batasi paparan sinar matahari, terutama jika Anda tidak mengenakan pakaian pelindung matahari atau tabir surya. Paparan sinar matahari tanpa perlindungan dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
7. Tidak mengontrol berat badan
Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor risiko yang paling umum menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes, dan penyakit ginjal. Menjaga berat badan yang sehat merupakan langkah positif untuk menurunkan risiko tersebut.
8. Mengabaikan tanda-tanda depresi
Depresi merupakan faktor terbesar yang menyebabkan seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri. Sehingga, jangan abaikan tanda-tanda depresi seperti lesu, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mudah marah atau mudah gelisah, atau tidak lagi memiliki gairah seks, segera temui dokter atau ahli psikologi.
9. Mengabaikan nasihat dokter
Pria biasanya lebih bandl dari wanita yang tidak menghabiskan obat yang diresepkan untuknya karena merasa telah pulih dari sakit. Padahal hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi serta memperburuk kondisi Anda. Ambil semua obat-obatan yang diresepkan dokter, bahkan jika Anda merasa lebih baik sebelum seluruh resep habis.
Sering merasa kuat dan mengabaikan gejala-gejala yang tidak biasa pada dirinya, dapat membuat pria mendapatkan diagnosa penyakit yang lebih lambat. Terlambatnya diagnosa tentu akan memperparah kondisi penyakit.
Pria harus menghindari perilaku ini untuk menurunkan risiko masalah kesehatannya, seperti dilansir healthline, Sabtu (9/2/2013) antara lain:
1. Menghindari dokter
Pria terkenal lebih sering menghindari dokter ketika mengalami gejala yang tidak biasa atau masalah kesehatan tertentu dibanding wanita. Padahal penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab gejala yang tidak biasa tersebut yang mungkin merupakan gejala penyakit yang serius.
2. Merokok
Semua orang mengetahui bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, kanker, dan stroke. Studi menunjukkan bahwa perokok ringan atau perokok pasif yang terpapar asap rokok memiliki risiko kesehatan yang sama.
3. Makan makanan berlemak, makanan asin, atau manis
Diet tinggi lemak, garam, dan gula dapat menyebabkan diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi. Jika tidak diobati, semua kondisi ini dapat merusak dan melemahkan otot-otot jantung, hingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tidak hanya itu saja, bahkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer.
4. Mengabaikan stres
Meskipun stres seringkali tidak dapat dihindari, stres yang terus-menerus atau kronis dapat berbahaya. Stres kronis yang tidak segera diatasi dapat melemahkan otot jantung, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kadar hormon stres kortisol dan epinefrin.
5. Minum minuman beralkohol
Konsumsi minuman beralkohol memiliki efek yang buruk bagi setiap organ dalam tubuh Anda.
6. Terpapar sinar matahari
Batasi paparan sinar matahari, terutama jika Anda tidak mengenakan pakaian pelindung matahari atau tabir surya. Paparan sinar matahari tanpa perlindungan dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
7. Tidak mengontrol berat badan
Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor risiko yang paling umum menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes, dan penyakit ginjal. Menjaga berat badan yang sehat merupakan langkah positif untuk menurunkan risiko tersebut.
8. Mengabaikan tanda-tanda depresi
Depresi merupakan faktor terbesar yang menyebabkan seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri. Sehingga, jangan abaikan tanda-tanda depresi seperti lesu, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mudah marah atau mudah gelisah, atau tidak lagi memiliki gairah seks, segera temui dokter atau ahli psikologi.
9. Mengabaikan nasihat dokter
Pria biasanya lebih bandl dari wanita yang tidak menghabiskan obat yang diresepkan untuknya karena merasa telah pulih dari sakit. Padahal hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi serta memperburuk kondisi Anda. Ambil semua obat-obatan yang diresepkan dokter, bahkan jika Anda merasa lebih baik sebelum seluruh resep habis.
Sumber : www.health.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar