Jumat, 14 Desember 2012
10 Bahaya Kecanduan Seks
Problem seks sangat
beragam. Gangguan bisa dimulai dari hasrat yang tidak menyala, sakit saat
berhubungan intim, hingga gangguan ereksi. Banyak di antara gangguan itu dapat
diatasi menggunakan obat dan terapi. Namun, salah satu gangguan seks yang
tergolong sulit dihadapi adalah kecanduan.
Kecanduan seks
(sexual addiction) sering dianggap bukan merupakan masalah bagi banyak orang.
Padahal, bagi penderita dan pasangan hidupnya, gangguan itu bisa sangat
merusak. Tidak hanya merusak kehidupan pribadi penderitanya, tetapi juga
lingkungan sosial, keluarga, dan terutama pasangan hidup penderita (baca boks:
Bentuk Kecanduan dan Akibatnya).
Menurut para ahli,
kecanduan seksual adalah kegiatan seks yang sesuai ukuran kelaziman tergolong
di luar kendali. Pengidap kecanduan seks merasa terdorong untuk mendapatkan dan
membenamkan diri dalam kegiatan seksual, meski menyadari semua risiko yang
mungkin dihadapi.
Seks bisa menimbulkan
kecanduan sebagaimana alkohol dan obat-obat terlarang. Saat berkegiatan seks,
tubuh melepaskan senyawa kimia yang membuat tubuh kita menjadi nyaman. Sejumlah
orang menjadi kecanduan untuk mengeluarkan senyawa kimia ini dan menjadi
terobsesi untuk mendapatkan lagi dan lagi dan lagi, rasa nyaman yang
ditimbulkan.
Sebagaimana kecanduan
terhadap yang lainnya, tubuh semakin terbiasa dengan terlepasnya senyawa kimia
tersebut. Tubuh pecandu butuh jumlah yang semakin banyak, semakin banyak, dan
semakin banyak, yang artinya merasa butuh ngeseks terus, tak pernah ada
puasnya.
Di antara
terpenuhinya kebutuhan seksual dan senyawa kimia yang tinggi, muncullah
keterpurukan. Hal ini sering dikenali dengan adanya perasaan malu, menyesal,
menderita, memelas, dan gelisah. Pengidap kecanduan bisa merasa terpencil,
terisolasi, dan tak berdaya untuk mengubah perilakunya. Nah, seiring dengan
terus berputarnya lingkaran tak berujung itu, pengidap kecanduan terus berupaya
mendapatkan seks sebagai upaya untuk melarikan diri dari perasaan yang
membelenggu.
Lebih dari 6 persen
Menurut perkiraan konservatif, 3 hingga 6 persen dari populasi masyarakat mengidap
kecanduan seks dan 20 persen di antaranya adalah wanita. Mereka berasal dari
berbagai lapisan masyarakat. Namun, angka tiga hingga enam persen itu
diperkirakan terlalu rendah dari jumlah pengidap sesungguhnya.
Mengingat kecanduan
seks lazim disertai dengan perasaan malu dan tercela, menurut situs milik Dr
Patrick Carnes, seorang konsultan dan pakar kecanduan seks terkemuka,
www.sexhelp.com, pengidap jadi sering menemukan kesulitan untuk mendapatkan
pertolongan. Karena alasan ini pula, tipe profil penderita kecanduan seks sulit
didapatkan.
Sejak dibukanya
internet dengan aneka jasa layanan seksual yang murah tanpa harus membuka
identitas diri peminatnya, para ahli hanya bisa tahu bahwa pengidap kecanduan
seks itu meningkat tajam tanpa tahu persis jati diri mereka. Dengan terbatasnya
layanan pertolongan bagi penderita, para ahli berpendapat jumlah penderita
kecanduan seks itu akan terus meningkat. Lalu, seperti apakah tanda-tanda dari
mereka yang menderita kecanduan seks? Dr Patrick Carnes mengisyaratkan adanya
10 kemungkinan tanda yang perlu diwaspadai:
1.
Merasakan bahwa perilaku Anda tidak
terkendali.
2.
Sadar bisa muncul akibat yang parah
bila Anda terus berlanjut dengan perilaku itu.
3.
Merasa tak sanggup menghentikan perilaku
Anda meski sadar akan akibatnya.
4.
Tetap memburu kegiatan yang destruktif
dan/atau berisiko tinggi itu.
5.
Terus berharap akan menghentikan atau
mengendalikan apa yang Anda lakukan dan bertindak aktif untuk membatasi
kegiatan berbahaya yang Anda lakukan.
6.
Menggunakan fantasi-fantasi seksual
sebagai cara untuk mengatasi perasaan atau situasi sulit.
7.
Butuh ngeseks terus-menerus agar
selalu merasa nikmat.
8.
Menderita akibat perasaan yang terus
bergejolak di seputar kegiatan seks.
9.
Menghabiskan banyak waktu guna merencanakan,
melakukan, atau menyesali dan melakukan lagi kegiatan seksual.
10. Mengabaikan
kegiatan sosial, kegiatan kantoran, dan kegiatan rekreasional yang penting demi
seks. Perlu mengakui Bila Anda melihat ada salah satu dari tanda-tanda di atas
yang terdapat dalam perilaku Anda, langkah terpenting yang dapat dilakukan
adalah mengakui bahwa kecanduan seksual adalah suatu problem yang nyata dan
tidak bisa hilang begitu saja atau akan hilang dengan sendirinya. Anda harus
memilih sikap bertanggung jawab secara pribadi demi pulihnya gangguan yang bisa
jadi sedang Anda alami.
Umumnya pengidap
gangguan seks memang merasa kesulitan untuk mengubah sendiri perilaku mereka.
Namun, setidaknya sedikit demi sedikit Anda harus mampu meminimalisasi perilaku
sebagaimana tergambar pada tanda-tanda di atas meski kadang siklus datangnya
dorongan untuk mengulangi perbuatan terlalu kuat untuk dilawan. Seorang terapis
profesional dapat membantu Anda untuk memahami apa yang sesungguhnya terjadi
dan mendorong Anda mengambil langkah untuk berubah menuju ke gaya hidup seksual
yang lebih sehat.
Sebaliknya, bila Anda
menduga bahwa pasangan hidup Anda adalah penderita kecanduan seks, sudah
seharusnya Anda membantu untuk mengubah perilaku tersebut. Sikap mental yang
perlu Anda persiapkan untuk diri sendiri adalah, tak seorang pun akan sembuh
dari kecanduan kecuali menerima bahwa mereka mengidap suatu gangguan dan ingin
berubah. Karena itu, bantulah memperkuat tekad pasangan Anda yang kecanduan
agar semakin kuat kemauannya untuk melakukan perubahan.
Memang repot,
menyakitkan, dan membingungkan punya pasangan yang kecanduan seks. Kalau di
masyarakat Barat, bahkan tersedia bantuan bagi mereka yang memiliki pasangan
pecandu seks. Bantuan itu bisa bersifat pribadi maupun dalam bentuk kelompok
pendamping (support group). Nah, meski di sini belum tersedia layanan seperti
itu, Anda bisa ngintip-ngintip mencari wawasan, misalnya saja ke Sex Addicts
Anonymous, situs internasional yang menyediakan informasi bantuan dari Inggris
di www.saa-recovery.org atau di British Association of Sexual and Relationship
Therapists, yang menawarkan direktori terapis seks pribadi di:
www.basrt.org.uk. Bentuk kecanduan dan akibatnya Kecanduan seks dapat
memperlihatkan berbagai bentuk, tetapi umumnya dikenali dari perilaku yang terasa
di luar kendali.
Perilaku ini
mencakup:
- Menghabiskan banyak
waktu untuk menikmati produk-produk pornografi
- Masturbasi tak
terkendali
- Ekshibisionisme
- Voyeurisme
- Fetishes
- Seks berisiko
tinggi
- Pelacuran
- Telepon seks dan
ngeseks lewat internet
- Perselingkuhan
- Berhubungan seks
dengan pasangan yang baru saat itu dikenal
Menurut Dr Carne,
survei mengungkapkan akibat dari perilaku kecanduan seks, antara lain:
70 persen mengalami
gangguan yang parah dengan pasangan hidupnya 40 persen kehilangan pasangan
hidup 27 persen kehilangan peluang dalam karier 40 persen mengalami kehamilan
yang tak diinginkan 72 persen terobsesi ingin bunuh diri 17 persen mencoba
bunuh diri 68 persen terkena penyakit menular seksual.
0 komentar:
Posting Komentar