Senin, 02 April 2012
Mengenal Lebih Jauh Tentang Keindahan Raja Ampat
Sebelumnya kita telah
memposting tentang Tempat
Wisata Indonesia Yang Mirip Tempat WisataDunia,
yang salahsatunya merupakan kepulauan Raja Ampat. Ya di kepulauan Raja Ampat
memang serupa tetapi tidak sama dengan Phi Phi Island, Thailand. Tapi kali ini
saya tidak akan membandingkan keindahan dua obyek wisata berikut, tapi saya
akan membahas lebih jauh tentang obyek wisata Raja ampat. Raja Ampat merupakan
surga para penghobi diving dan menikmati keindahan panorama bawah laut yang
berupa trumbu karang dan ikan-ikan yang indah.
Ini kawan beberapa poin yang
dimiliki oleh Raja Ampat.
1.
Sebanyak
610 Pulau
Raja Ampat adalah pecahan
Kabupaten Sorong, sejak 2003. Kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki
610 pulau (hanya 35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2,
namun hanya 6.000 km2 berupa daratan, 40.000 km2 lagi lautan. Pulau-pulau yang
belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat.
Mereka seakan ingin menjelajahi seluruh perairan di “Kepala Burung” Pulau
Papua.
Wilayah ini sempat menjadi
incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun
sianida. Namun, masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu
sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat
dinilai terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada
di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan
lunak), dan 537 jenis hewan karang. Luar biasa.
Bank Dunia bekerja sama dengan
lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di
Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management
Program (Coremap) II, sejak 2005. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17
kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan
kerapu dan rumput laut.
2.
Eksotis
Papua Diving, satu-satunya
resor eksotis yang menawarkan wisata bawah laut di kawasan itu, didatangi
turis-turis penggemar selam yang betah selama berhari-hari bahkan hingga
sebulan penuh mengarungi lekuk-lekuk dasar laut. Mereka seakan tak ingin
kembali ke negeri masing-masing karena sudah mendapatkan “pulau surga yang tak
ada duanya di bumi ini”.
Pengelolanya tak gampang
mempersiapkan tempat bagi wisatawan. Maximillian J Ammer, warga negara Belanda
pemilik Papua Diving Resort yang juga pionir penggerak wisata laut kawasan ini,
harus mati-matian menyiapkan berbagai fasilitas untuk menarik turis dari
mancanegara. Sejak memulai usahanya delapan tahun lalu, banyak dana harus
dikeluarkan. Namun, hasilnya juga memuaskan. Setiap tahun resor ini dikunjungi
minimal 600 turis spesial yang menghabiskan waktu rata-rata dua pekan.
Penginapan sangat sederhana
yang hanya berdinding serta beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75
euro atau Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau
sekitar Rp 360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan
wisatawan datang dari Eropa. Hanya beberapa wisatawan asal Indonesia yang
menginap dan menyelam di sana.
“Turis menyelam hampir setiap
hari karena lokasi penyelaman sangat luas dan beragam. Keindahan terumbu karangnya
memang bervariasi sehingga banyak pilihan dan mengundang penasaran. Ada turis
yang sudah berusia 80 tahun masih kuat menyelam,” tutur Max Ammer yang
beristrikan perempuan Manado.
Tiga tahun lalu, Papua Diving
membangun penginapan modern tak jauh dari lokasi pertama. Ternyata, penginapan
yang dibangun dengan mengandalkan bahan bangunan lokal ini hampir selalu penuh
dipesan. Padahal tarifnya mencapai 225 euro atau sekitar Rp 2,7 juta per malam.
Di lokasi yang baru, dilengkapi peralatan modern, termasuk fasilitas telepon
internasional dan internet.
Turis ke Raja Ampat hanya ingin
ke Papua Diving di Pulau Mansuar karena fasilitas dan pelayannya sudah
berstandar internasional, juga makanannya. Mereka mendarat di Bandara Domne
Eduard Osok, Sorong, langsung menuju lokasi dengan kapal cepat berkapasitas
sekitar 10 orang yang tarifnya Rp 3,2 juta sekali jalan. Perlu waktu sekitar
3-4 jam untuk mencapai Mansuar.
Seperti pulau lainnya, Mansuar
tampak asri karena hutannya masih terjaga dan air lautnya pun bersih sehingga
biota laut yang tidak jauh dari permukaan bisa terlihat jelas. Turis cukup
berenang atau ber-snorkelling untuk melihat keindahan laut, sedangkan jika
ingin mengamati langsung kecantikan biota laut di kedalaman, mereka harus
menyelam.
3.
Merasa Aman
Warga lokal dilibatkan dalam
pembangunan dan pengelolaan resor, bahkan 90 dari 100 karyawannya adalah warga
Papua. Penduduk juga memasok ikan, sayur-mayur, buah-buahan, dan lainnya. Salah
satu paket wisatanya mengunjungi perkampungan untuk melihat tanaman dan hewan
khas setempat, termasuk burung Cendrawasih. Banyak wisatawan yang menjadi
donatur pembangunan gereja dan pendidikan anak-anak sekitar Man- suar.
Max Ammer mempunyai komitmen
untuk meningkatkan ekonomi dan keterampilan warga setempat. Mereka ada yang
dilatih berbahasa asing dan menggunakan peralatan selam. Wisatawan pun merasa
aman di kala siang maupun malam saat menikmati terik dan tenggelamnya matahari
maupun saat berenang dan menyelam di laut yang sangat dalam.
Selain kelautan dan perikanan,
Raja Ampat memiliki kekayaan sumber daya alam, antara lain minyak bumi dan
nikel. Di dasar lautnya juga banyak terdapat kapal-kapal karam bekas Perang
Dunia II yang diperkirakan memuat “harta karun” bernilai tinggi. Namun, jika
salah kelola, kegiatan eksploitasi semua itu dikhawatirkan mengancam
kelestarian dan keindahan alam lautnya.
Foto keindahan Raja Ampat
:
0 komentar:
Posting Komentar